Scale Down
Scale down adalah kebalikan dari scale up. Scale down pada pembahasan ini berarti menurunkan biaya iklan. Kondisi dan caranya berkebalikan dari cara yang telah saya jelaskan pada materi scale up.
Lebih mudahnya, kita coba ambil kasus saja, agar teman-teman paham kapan biasanya pengiklan melakukan scale up dan scale down.
Studi Kasus
Keadaan usaha kita, kalau Biaya per Hasilnya <Rp20.000 masih untung, kalau lebih tidak untung. Lalu misalnya hasil iklan yang didapat sebagai berikut.
- Biaya iklan 200.000 -> Biaya per Hasil misal 15.000 selama minimal 3 hari -> Scale Up
- Biaya iklan 400.000 -> Biaya per Hasil misal 18.000 selama minimal 3 hari -> Scale Up
- Biaya iklan 600.000 -> Biaya per Hasil misal 11.000 selama minimal 3 hari -> Scale Up
- Biaya iklan 800.000 -> Biaya per Hasil misal 19.000 selama minimal 3 hari -> Scale Up
- Biaya iklan 1.000.000 -> Biaya per Hasil misal 21.000 -> Jangan Scale Up
- Biaya iklan 1.000.000 -> Biaya per Hasil misal 18.000 -> Biaya per Hasil turun lagi selama minimal 3 hari -> Scale Up
- Biaya iklan 1.200.000 -> Biaya per Hasil 25.000, di atas batas -> Jangan Scale Up
- Biaya iklan 1.200.000 -> Biaya per Hasil misal 24.000, di atas batas -> Biaya per Hasil melebihi batas lebih dari 3 hari -> Scale Down
- Biaya iklan 1.000.000 -> Biaya per Hasil misal 15.000 selama minimal 3 hari -> Baru mengalami scale down -> Jangan Scale Up
- Biaya iklan 1.000.000 -> Biaya per Hasil misal 17.000 selama minimal 3 hari -> Baru mengalami scale down -> Jangan Scale Up
- Kalau di naikkan tetap jelek. Berarti biaya iklan terbaik usahamu ada di Rp1.000.000.
Itulah contoh kasus melakukan scaling biaya iklan. Sudah paham ya? Kalau saya patokan stabil ada di minimal tiga hari. Jika belum tiga hari biasanya masih sering naik turun, belum bisa diambil kesimpulan.